ENERGISLOT.COM — Pemerintah terus mendorong peningkatan transaksi non tunai di Tanah Air. Model transaksi ini diyakni akan menciptakan sistem pembayaran yang lebih efisien sehingga dapat mendukung kelancaran perekonomian nasional.
Kepala Badan Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Eni V Panggabean mengatakan, saat ini aktivitas perekonomian di Indonesia masih didominasi oleh transaksi tunai.
“Cash masih merupakan pilihan utama masyarakat Indonesia untuk bertransaksi. Sekitar 85% transaksi di Tanah Air masih dilakukan secara tunai. Meskipun 36 % penduduk Indonesia telah memiliki rekening bank, namun transaksi non tunai baru mencapai kisaran 10%,” kata Eni, dalam Forum Diskusi Ekonomi bertema ‘Tren Gaya Hidup Digital’ di Pullman Hotel Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).
Bank Indonesia bersama pemerintah, kata Eni, mendorong masyarakat untuk meningkatkan transaksi non tunai agar menciptakan pembayaran yang efisien sehingga mendukung kelancaran perekonomian nasional.
“Transaksi non tunai merupakan gaya hidup kekinian yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Budaya non tunai ini searah dengan tren gaya hidup digital yang saat ini terus berkembang,” tutur Eni.
Menurut Eni, kemajauan teknologi internet telah menghubungkan setiap individu secara instan. Hal ini mengubah cara masyarakat dalam melakukan aktivitas belanja dengan semakin maraknya industri e-commerce. Aktivitas belanja di dunia maya ini mendorong tumbuhnya transaksi non tunai melalui pembayaran online.
“Penggunaan teknologi digital untuk pembayaran telah dimanfaatkan secara luas dalam bansos yaitu BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) dan PKH (Program Keluarga Harapan) sesuai arahan Presiden Jokowi. Beruntung Presiden Jokowi terus mendorong transaksi non tunai ini untuk penyaluran bansos sehingga mencapai 6T yaitu tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga dan tepat administrasi,” papar Emi.
Transaksi non tunai ini juga telah meluas ke sektor transportasi publik melalui penerapan sistem electronic ticketing seperti Transjakarta, Batik Solo Trans, Trans Jogja dan Kereta Commuter Jakarta. Saat ini BI bersama pemerintah sedang menggalakkan penggunaan transaksi non tunai ini untuk pembayaran tol di seluruh Indonesia.
“Implementasi elektronifkasi pada jalan tol dilakukan dengan menggunakan uang elektronik. Berdasarkan data terakhir pada 23 Oktober, transaksi non tunai pada jalan tol telah mencapai 89% di tingkat nasional dan 93% di wilayah Jabodetabek. Kami berharap pada 31 Oktober, seluruh gerbang tol sudah menerapkan sistem pembayaran non tunai,” imbuhnya.
Transaksi COD 0%
Selain Eni Panggabean, diskusi ekonomi yang digagas Harian Kompas bersama Bank Indonesia ini menghadirkan CEO Tokopedia William Tanuwidjaya, Direktur Teknologi Informasi Bank BTPN Karim Siregar, dan Head of Tax, Infrastructure & Cyber Security Division Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga.
William Tanuwidjaya mengatakan Tokopedia didirikan dengan mengusung misi pemerataan ekonomi secara digital. Karena itu, transaksi di Tokopedia mayoritas dilakukan secara online sehingga penjual dan pembeli bisa melakukan transaksi dengan mudah.
“Transaksi Cash on Delivery (COD) di Tokopedia hampir 0%. Selain ongkosnya mahal, transaksi ini juga tidak efisien. Untuk membantu masyarakat yang belum memiliki fasilitas transaksi online, Tokopedia bekerjasama dengan beberapa stakeholder seperti kantor pos, JNE, Indomart dan Alfamart untuk pembayaran secara tunai,” papar William.
Bima Laga dari idEA mengaku transaksi online semakin berkembang seiring tumbuhnya e-commerce di Tanah Air. Sebagai organisasi yang mewadahi perusahaan e-commerce, saat ini idEA memiliki 310 member.
“Pertumbuhan e-commerce telah mendorong UKM di Indonesia untuk memasarkan produknya secara online. Bisnis UKM online ini tentu saja berpotensi mendorong laju perekonomian di Tanah Air,”paparnya.
Sementara Karim Siregar mengatakan tren gaya hidup digital telah mendorong lahirnya teknologi finansial (tekfin). Berbagai perusahaan telah hadir dan menawarkan metode baru utnuk melakukan transaksi pembayaran, pengiriman uang, intermediasi bahkan investasi dana. Hal ini menjadi tantangan bagi sektor perbankan di Indonesia.
“Perusahaan tekfin tentu menjadi tantangan bagi dunia perbankan di Tanah Air. Untuk menghadapi tangangan dari tren gaya hidup digital ini, perbankan harus melakukan berbagai inovasi. BTPN menghadapi tantangan ini dengan menghadirkan dua layanan yaitu Jenius untuk consuming class (menengah ke atas) dan BTPN Wow untuk kelas dibawah consuming class (menegah ke bawah),” tutur Karim.