ENERGISLOT.NET — Aktivitas yang tinggi terkadang membuat kita mengabaikan hal-hal yang baik.
Bahkan demi tercapainya target pekerjaan menjaga kesehatan pun menjadi terlupakan. Akibatnya kesehatan tubuh pun terganggu.
Salah satunya adalah tubuh merasa nyeri, baik itu nyeri punggung, leher, lutut, maupun pergelangan tangan.
Selain itu nyeri kepala, nyeri leher, nyeri sendi bahu, dan nyeri tulang belakang.
Spesialis Syaraf RS Jantung Diagram Siloam Hospitals Group, dr Fikri Hinnu Rimawan, Sps menjelaskan, penyebab dari nyeri tersebut di antaranya adalah postur tubuh yang tidak baik.
Contohnya saat mengangkat beban berat posisi tubuh dalam keadaan salah. Hal itu dapat mengakibatkan nyeri sendi bahu atau pinggul.
Kemudian karena duduk dalam jangka waktu yang lama, ketegangan otot, benturan, dan olahraga serta aktivitas yang berat.
“Nyeri dapat terjadi pada siapa saja tanpa mengenal usia. Nyeri bisa membuat hidup menjadi tak nyaman,” katanya beberapa waktu yang lalu.
Dua golongan
Kedua adalah nyeri kronis yakni nyeri yang terjadi tanpa kerusakan jaringan nyata (berlangsing dalam jangka waktu yang lama, di atas 3 bulan).
“Cara pengobatannya pun berbeda. Tergantung oleh sifat dan parah tidaknya rasa nyeri. Terapi fisik sederhana juga dapat membantu atau bisa diatasi dengan obat penahan rasa sakit disertai dengan perbaikan gaya hidup. Namun bila sakit yang menyerang lebih berat dapat dilakukan pembedahan terbuka,” tuturnya.
Metode penanganan
Fikri menjelaskan, RS Jantung Diagram yang terletak di Jalan Maribaya, Cinere, Depok, memiliki metode penanganan rasa nyeri.
Di antaranya fisioterapi, obat-obatan nyeri hingga opiod, injeksi intra-muskular atau trigger point injeksi intravena, injeksi intra-artikular atau epidural, interventional pain management (terdiri dari blok saraf perifer, neurolisis dengan radio frekuensi), dan patient control analgesia (PCA)
Tujuan dari penanganan itu, menurutnya, adalah mengurangi intensitas dan durasi nyeri, menurunkan kemungkinan nyeri akut menjadi nyeri kronis yang pesisten, mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri, meminimalkan reaksi yang tidak diinginkaan terhadap terapi nyeri serta meningkatkan kualitas hidup pasien.