ENERGISLOT.NET — Udara masih terasa dingin saat tiba di Kafe Alam, Desa Pancawati, Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/1/2023) pagi.
Belum banyak pengunjung di Kafe Alam, kedai kopi bernuansa alam yang masih memiliki banyak pohon pinus dan cemara itu.
Sekalipun sinar mentari mulai naik keatas kepala, suasana terasa adem seolah memasuki hutan alami ketika tapak kaki mulai melangkah memasuki Kafe Alam.

Di kanan dan kiri bangku yang kami duduki, pepohonan seolah datang menyambut dan mengucapkan selamat datang.
Hendra Gunawan yang memang pecinta minuman kopi hitam ini segera memesan kopi khas Kafe Alam.
“Bau kopi Kafe Alam ini tercium harum,” kata Hendra Gunawan yang biasa disapa Lhotenk ini.
Dari Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan, Lhotenk sengaja mengendarai motor bersama lima temannya hanya untuk minum kopi hitam di Kafe Alam.
Mereka bertemu di kawasan Cawang, Jakarta Timur, sebelum berombongan menuju Pancawati.

Kopi Kafe Alam diracik sendiri dari biji kopi luwak.
Tidak lama memesan, kopi hitam Kafe Alam itu sampai di meja.
Menariknya, kopi tersebut diseduhkan pramusaji yang datang tidak hanya membawa bubuk kopi luwak, tetapi juga menenteng tungku dengan api menyala.
Diatas tungku kecil itu terdapat wadah air yang terbuat dari tanah liat. Air dalam wadah tersebut sudah mendidih.
Seketika, pramusaji kemudian menuangkan bubuk kopi luwak dan menyampurkannya dengan air mendidih.

“Harumnya kopi benar-benar terasa,” ucap Lhotenk.
Dalam satu wadah itu pramusaji membuat tiga cangkir kopi. “Kopi ini khas di Kafe Alam,” ujar pramusaji.
Sambil menyeruput kopi luwak, Lhotenk juga menyantap sejumlah cemilan sebagai teman ngobrol sembari menikmati sejuknya udara di tengah hutan pinus.
Lhotenk dan teman-temannya sengaja datang ke Kafe Alam hanya untuk menyeruput kopi luwak itu.
Dari Jakarta, mereka berangkat pagi dan berjalan beriringan menyusuri jalanan menuju Bogor melalui Jalan Raya Bogor.
Mereka sempat berhenti sesaat di kawasan Cibinong untuk sarapan nasi uduk, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kota Bogor.

Dari Bogor, rombongan yang dikomandoi Ari Kurniawan itu menyusuri jalanan hingga perempatan Ciawi, sebelum mengarah ke Caringin.
Dengan kawalan duet marshal Revi Rantung dan Ismail An Nahl, rombongan anak motor menuju Kafe Alam setelah belok di Pasar Cikreteg.
Sekalipun hanya untuk nyeruput kopi harus turing dari Jakarta hingga Pancawati, Lhotenk merasa sudah terpuaskan.
“Ini salah satu cara healing gue,” ucap Lhotenk.
Kafe Alam yang buka 24 jam itu bahkan menyediakan penginapan untuk pengunjung yang ingin bermalam.